Cari Blog Ini

Jumat, 06 Agustus 2010

Surah Al-baqarah 231-240

wa-idzaa thallaqtumu nnisaa-a fabalaghna ajalahunna fa-amsikuuhunna bima'ruufin aw sarrihuuhunna bima'ruufin walaa tumsikuuhunna dhiraaran lita'taduu waman yaf'al dzaalika faqad zhalama nafsahu walaa tattakhidzuu aayaatillaahi huzuwan wadzkuruu ni'matallaahi 'alaykum wamaa anzala 'alaykum mina lkitaabi walhikmati ya'izhukum bihi wattaquullaaha wa'lamuu annallaaha bikulli syay-in 'aliim
[2:231] Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma'ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma'ruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al Hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
[2:231] And when you divorce women and they reach their prescribed time, then either retain them in good fellowship or set them free with liberality, and do not retain them for injury, so that you exceed the limits, and whoever does this, he indeed is unjust to his own soul; and do not take Allah's communications for a mockery, and remember the favor of Allah upon you, and that which He has revealed to you of the Book and the Wisdom, admonishing you thereby; and be careful (of your duty to) Allah, and know that Allah is the Knower of all things.

wa-idzaa thallaqtumu nnisaa-a fabalaghna ajalahunna falaa ta'dhuluuhunna an yankihna azwaajahunna idzaa taraadaw baynahum bilma'ruufi dzaalika yuu'azhu bihi man kaana minkum yu/minu bilaahi walyawmi l-aakhiri dzaalikum azkaa lakum wa-athharu walaahu ya'lamu wa-antum laa ta'lamuun
[2:232] Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu habis masa iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya, apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
[2:232] And when you have divorced women and they have ended -- their term (of waiting), then do not prevent them from marrying their husbands when they agree among themselves in a lawful manner; with this is admonished he among you who believes in Allah and the last day, this is more profitable and purer for you; and Allah knows while you do not know.

walwaalidaatu yurdhi'na awlaadahunna hawlayni kaamilayni liman araada an yutimma rradaa'ata wa'alaa lmawluudi lahu rizquhunna wakiswatuhunna bilma'ruufi laa tukallafu nafsun illaa wus'ahaa laa tudaarra waalidatun biwaladihaa walaa mawluudun lahu biwaladihi wa'alaa lwaaritsi mitslu dzaalika fa-in araadaa fishaalan 'an taraadin minhumaa watasyaawurin falaa junaaha 'alayhimaa wa-in aradtum an tastardhi'uu awlaadakum falaa junaaha 'alaykum idzaa sallamtum maa aataytum bilma'ruufi wattaquullaaha wa'lamuu annallaaha bimaa ta'maluuna bashiir
[2:233] Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawarahan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
[2:233] And the mothers should suckle their children for two whole years for him who desires to make complete the time of suckling; and their maintenance and their clothing must be -- borne by the father according to usage; no soul shall have imposed upon it a duty but to the extent of its capacity; neither shall a mother be made to suffer harm on account of her child, nor a father on account of his child, and a similar duty (devolves) on the (father's) heir, but if both desire weaning by mutual consent and counsel, there is no blame on them, and if you wish to engage a wet-nurse for your children, there is no blame on you so long as you pay what you promised for according to usage; and be careful of (your duty to) Allah and know that Allah sees what you do.

walladziina yutawaffawna minkum wayadzaruuna azwaajan yatarabbashna bi-anfusihinna arba'ata asyhurin wa'asyran fa-idzaa balaghna ajalahunna falaa junaaha 'alaykum fiimaa fa'alna fii anfusihinna bilma'ruufi walaahu bimaa ta'maluuna khabiir
[2:234] Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber-iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis 'iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
[2:234] And (as for) those of you who die and leave wives behind, they should keep themselves in waiting for four months and ten days; then when they have fully attained their term, there is no blame on you for what they do for themselves in a lawful manner; and Allah is aware of what you do.

walaa junaaha 'alaykum fiimaa 'arradhtum bihi min khithbati nnisaa-i aw aknantum fii anfusikum 'alimallaahu annakum satadzkuruunahunna walaakin laa tuwaa'iduuhunna sirran illaa an taquuluu qawlan ma'ruufan walaa ta'zimuu 'uqdata nnikaahi hattaa yablugha lkitaabu ajalahu wa'lamuu annallaaha ya'lamu maa fii anfusikum fahtsaruuhu wa'lamuu annallaaha ghafuurun haliim
[2:235] Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf. Dan janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk ber-akad nikah, sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
[2:235] And there is no blame on you respecting that which you speak indirectly in the asking of (such) women in marriage or keep (the proposal) concealed within your minds; Allah knows that you win mention them, but do not give them a promise in secret unless you speak in a lawful manner, and do not confirm the marriage tie until the writing is fulfilled, and know that Allah knows what is in your minds, therefore beware of Him, and know that Allah is Forgiving, Forbearing.

laa junaaha 'alaykum in thallaqtumu nnisaa-a maa lam tamassuuhunna aw tafridhuu lahunna fariidhatan wamatti'uuhunna 'alaa lmuusi'i qadaruhu wa'alaa lmuqtiri qadaruhu mataa'an bilma'ruufi haqqan 'alaa lmuhsiniin
[2:236] Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan isteri-isteri kamu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu berikan suatu mut'ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula), yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan.
[2:236] There is no blame on you if you divorce women when you have not touched them or appointed for them a portion, and make provision for them, the wealthy according to his means and the straightened in circumstances according to his means, a provision according to usage; (this is) a duty on the doers of good (to others).

wa-in thallaqtumuuhunna min qabli an tamassuuhunna waqad faradhtum lahunna fariidhatan fanishfu maa faradhtum illaa an ya'fuuna aw ya'fuwalladzii biyadihi 'uqdatu nnikaahi wa-an ta'fuu aqrabu littaqwaa walaa tansawuu lfadhla baynakum innallaaha bimaa ta'maluuna bashiirun
[2:237] Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika isteri-isterimu itu memaafkan atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah, dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan.
[2:237] And if you divorce them before you have touched them and you have appointed for them a portion, then (pay to them) ha!f of what you have appointed, unless they relinquish or he should relinquish in whose hand is the marriage tie; and it is nearer to righteousness that you should relinquish; and do not neglect the giving of free gifts between you; surely Allah sees what you do.

haafizhuu 'alaa shshalawaati washshalaati lwusthaa waquumuu lillaahi qaanitiin
[2:238] Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.
[2:238] Attend constantly to prayers and to the middle prayer and stand up truly obedient to Allah.

fa-in khiftum farijaalan aw rukbaanan fa-idzaa amintum fadzkuruullaaha kamaa 'allamakum maa lam takuunuu ta'lamuun
[2:239] Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
[2:239] But if you are in danger, then (say your prayers) on foot or on horseback; and when you are secure, then remember Allah, as. He has taught you what you did not know.

walladziina yutawaffawna minkum wayadzaruuna azwaajan washiyyatan li-azwaajihim mataa'an ilaa lhawli ghayra ikhraajin fa-in kharajna falaa junaaha 'alaykum fii maa fa'alna fii anfusihinna min ma'ruufin walaahu 'aziizun hakiim
[2:240] Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). Akan tetapi jika mereka pindah (sendiri), maka tidak ada dosa bagimu (wali atau waris dari yang meninggal) membiarkan mereka berbuat yang ma'ruf terhadap diri mereka. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[2:240] And those of you who die and leave wives behind, (make) a bequest in favor of their wives of maintenance for a year without turning (them) out, then if they themselves go away, there is no blame on you for what they do of lawful deeds by themselves, and Allah is Mighty, Wise.

Tidak ada komentar: